Oke, kali ini saya ingin mengulas tentang manga berjudul Yasashii Sekai no Tsukurikata. Manga ini diserialisasikan di Dengeki Comics yang biasanya berisi manga dengan tipe shonen. Namun anehnya, manga ini sama sekali tidak memiliki bumbu-bumbu khas shonen, malah lebih cocok ke shojo atau seinen dengan dramanya yang begitu kentara.
Well, manga Hige Wo Soru. Soshite Joshikosei Wo Hirou (I Shaved. Then I Brought a High School Girl Home) saja juga disebut shonen sih, jadi agak bingung juga dengan pembagian genrenya wkwkwk. Oh iya, ada bagian yang tidak tersensor juga walaupun sedikit sekali (sampai ke volume terakhir, cuma satu bagian aja yang no sensor).
Sinopsis singkat, berkisah mengenai Yuu Tomonoga, seorang jenius yang diterima di universitas ternama di Amerika Serikat pada umur 13 tahun, namun saat melakukan tesisnya, ia kehilangan pendanaan oleh perusahaan yang mensponsori penelitiannya. Lalu dia pun memutuskan putus kuliah dan kembali ke Jepang untuk melanjutkan penelitiannya. Namun sayang, ia juga kekurangan uang untuk kesehariannya. Beruntung masih ada guru, atau sekarang kawannya, yang menawarkan ia untuk bekerja sebagai guru di SMA khusus perempuan. Bagaimana kisah Yuu selanjutnya?
Jadi, seperti yang sudah saya tulis di bagian pengantar, ini manga walau berada di majalah genre shonen, tapi ini hampir tidak ada unsur shonen nya sama sekali, yah mungkin bagian daleman ceweknya cocok sih buat shonen. Ya, genre utama manga ini merupakan slice of life, love, drama, dan school. Semua berawal dari pemeran utama kita, Yuu, yang karena kesialannya harus dropout dari universitasnya dan mengajar di SMA khusus perempuan demi menyambung biaya sehari-harinya.
Dalam Yasashii Sekai no Tsukurikata ini secara umum mengisahkan tentang manis pahitnya kehidupan SMA yang tidak melulu sempurna seperti yang dikisahkan manga-manga biasanya di genre ini. Kita akan menemukan drama keluarga, drama percintaan, dilema kehidupan, masa depan, serta keluguan yang wajar dilakukan oleh anak SMA.
Di sini ada beberapa siswi di bawah naungan Yuu yang dijadikan fokus. Pertama, ada Haruka, gadis yang hampir menjadi korban pelecehan seksual oleh guru sebelum Yuu datang. Lalu ada Aoi, yang memiliki masalah juga dengan keluarganya—seorang jenius yang terhambat karena masalah keluarga. Touko, yang memiliki masalah cukup susah untuk dijelaskan, mungkin panel manga di atas (ya, itu Touko saat SD) bisa cukup menjelaskan akar masalahnya.
Selain tiga perempuan tersebut ada juga Kayo, Onoda-sensei, Yurine-chan, dan lain-lain. Mereka masing-masing juga memiliki latar belakang yang tak kalah menarik.
Ada dua hal yang membuat aku tertarik dengan manga ini.
Pertama mengenai art nya, art nya suka banget sih cewek-ceweknya cakep, realistis walau cenderung pada kurus-kurus (dan sekali lagi, cantik).
Kedua, yaitu interaksi dan perkembangan karakternya. Manga ini berhasil dalam memperlihatkan susahnya untuk menyelesaikan suatu masalah, meski bila solusinya sudah tepat di depan mata. Rasa untuk lari dari kenyataan, rasa untuk melindungi hati baik diri sendiri maupun kawan, semuanya berhasil ditampilkan secara menarik dan realistis di manga ini. Manga ini juga sukses dalam menangani hubungan platonik —suatu hal yang jarang ditampilkan dalam manga.
Dua hal itu lah yang membuat aku tertarik untuk membacanya, lalu karena jumlah babnya yang lumayan tidak terlalu banyak (hanya 31 bab saja di Mangadex) membuat saya bisa menyelesaikannya hanya dalam sehari. Bagian mengenai dunia akademik juga cukup menarik, dan memang kenyataannya seperti itu. Dunia akademik tidak semudah yang dibayangkan.
Namun, seperti sewajarnya karya manusia, bukan berarti manga ini tanpa kekurangan. Ada hal yang aku kurang sukai, seperti kurangnya pendalaman untuk karakter sampingan seperti Yurine-chan, karakter di kelas lain, koleganya si Profesor Baker dan kolega lainnya juga tidak begitu diperdalam. Padahal di bab bagian Yuu x Yurine juga harusnya bisa dijabarkan lagi sehingga mengembangkan karakter Yurine ini, sayang sekali. Oh iya, karakter sampingan di sini seperti cuma sekali muncul terus udah hilang. Sedih sih... Tapi ya ini kekurangan manga ini.
Penilaian Akhir: 8/10 — Bagus
Gambar 8/10 | Cerita 8/10
Oh iya, kalau kamu tertarik dengan Hige Wo Soru. Soshite Joshikosei Wo Hirou, mungkin kamu akan tertarik dengan manga ini, karena hampir mirip tema umumnya, bedanya ya si paruh bayanya bukan guru saja kalau di Hige wo Soru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar