Sudah sebulan saya tidak menulis sesuatu di blog ini. Ah, atau bisa dibilang lebih dari sebulan, dikarenakan post Mushoku Tensei yang bulan lalu saya terbitkan, hanya sekadar postingan cadangan.
Baiklah, kali ini saya akan menulis ulasan lagi tentang manga yang bisa dibilang memiliki tema unik walau dengan alur cerita yang tidak jauh berbeda dengan manga yang sejenis.
Yap, kali ini saya akan membawakan Ballroom e Youkoso sebagai topik ulasan postingan kali ini.
Ballroom e Youkoso yang berarti "Selamat Datang di Ruang Dansa" dalam bahasa Indonesia ini, menceritakan tentang Fujita Tatara dengan konsep "from zero to hero".
Yap, seperti manga dengan konsep "from zero to hero" pada umumnya, Fujita ini tidak menemukan tujuan hidupnya. Bahkan ia kesulitan memilih SMA tujuannya, apalagi dengan nilai yang pas-pasan. Saat perjalanan pulang, ia melihat sebuah poster tentang dihadang oleh sekumpulan preman sekolah, lalu diselamatkan oleh seseorang yang tidak dikenal oleh Fujita. Lalu, oleh seseorang tersebut, Fujita diajak ke sebuah sanggar tari yang dikhususkan untuk cabang dansa. Tak disangka, orang yang mengajak tersebut merupakan salah satu pemain dansa profesional nan jenius dari Jepang, bahkan hanya satu-satunya yang bisa mewakili Jepang di kancah internasional. Dialah Sengoku Kaname. Dan lebih tak disangka lagi, di sanggar tari tersebut, ada teman seangkatannya yang bernama Shizuku Hanaoka. Setelah melihat latihan di sanggar tari tersebut, ia pun ingin berubah. Dan begitulah awal mula dari anak yang akan mengguncang dunia dansa Jepang. Atau bisa jadi, internasional.
Walahh, malah nulis sinopsis awalnya.... Oke! Mari kita mulai pembahasan saya tentang manga yang unik ini. Untuk itu, saya akan memulai dari kelemahannya dahulu.
Jujur saja, bagian terlemah dari manga ini adalah ceritanya yang cukup klise. Konsep "from hero to zero" sudah jamak ditemukan di berbagai cerita di belahan dunia ini. Konsep tersebut merupakan konsep umum dalam dunia cerita. Namun, konsep tersebut apabila dipergunakan dengan baik, justru malah bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda dan bagus. Ballroom e Youkoso mungkin adalah salah satu contohnya. Dengan tema dansa yang menurut saya masih sangat jarang, Ballroom e Youkoso dirasa cukup berhasil dalam mengusung racikan yang berbeda. Seperti dengan manga Slam Dunk karya Inoue-sensei yang berhasil mengenalkan olahraga basket pada penduduk Jepang. Manga ini bisa saja mengenalkan olahraga dansa pada penduduk Jepang, namun untuk saat ini, efeknya masih tidak sebegitu besar kalau dibandingkan dengan Slam Dunk....
Nah, kalau untuk gambarnya, 10/10 gaya gambarnya cocok banget. Lekukan dan presentasinya patut diacungi jempol. Duh, bahkan saya bingung mau mengatakan apalagi. Pokoknya bagus banget dan cocok dengan cerita yang digunakannya.
Ballroom e Youkoso juga mendapatkan banyak penghargaan, adalah Taisho Awards pada tahun 2013 dan 2015 yang masing-masing mendapatkan peringkat ke-2 dan ke-6.
Bagi kalian yang suka komik aksi tapi nggak melulu tentang tarung-tarungan atau tawuran with nakama power manga ini mungkin akan cocok buat kalian.
And yes, kali ini merupakan ulasan lamaku juga yang belum sempat aku post di blog...
Dasar Fritzkier kamu procas banget sih...
Anyway, fun fact aja nih, ulasan ini dibuat mungkin sudah tahun lalu, namun untuk manga nya sendiri, nggak jauh berbeda loh jumlah chapter-nya dari tahun lalu. Konon kabarnya mangaka-nya sedang sakit berkepanjangan... mohon doanya agar beliau sembuh ya :(
Kasihan juga, manga yang potensinya bagus begini, menjadi hilang peminat karena kesehatan mangaka yang terus memburuk....
Oh iya, untuk postingan tentang kumpulan tautan, mungkin kalau udah nggak sibuk deh...
Maafkan ya ;_; masih banyak kepanitiaan soalnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar